Sabtu, 12 Mei 2012

FF/For The Last Time/MinHee/Straight/1S

Title : For The Last Time

Author : @FirliWirany

Main Cast : Choi Minho, Lee So Hee

Support Cast : Lee Gi Kwang

Genre : Romance, Fluff nyaris angst (?)

Rating : G

Length : One Shot

A/N : FF request-an si durjanah alias Dwi Septiani. Sesuai dengan biasnya bang Minho, jadilah ini…abis itu dia pengen genrenya yang sedih, terus juga yang straight dan namanya yeojanya milih sendiri, aduh sumpah ini anak mangkak yah hahaha so this is for you, my nappeun dongsaeng :p


##########

Minho POV

Incheon, 10 April 2000

“Halo…siapa namamu?” seseorang menepuk bahuku pelan, aku menoleh dan mendapati seorang yeoja manis berambut pirang sebahu tengah tersenyum kearahku. Ah yeppeo~ Dia amat manis dalam balutan sweater ungu dengan paduan skinny jeans berwarna hitam sebatas lutut, serta sepatu sneakers cokelat sebagai alas kaki jenjangnya yang mulus. Yeoja itu mengulurkan tangannya “Namaku Lee So Hee, dia sepupuku…Lee Gi Kwang. Kau?”

Disebelahnya terdapat bocah laki-laki yang asik berkutat dengan PSP-nya. Dia hanya berucap ‘annyeong’ pelan tanpa minat mengalihkan perhatian dari PSP yang dia mainkan. Yeoja manis bernama Lee So Hee itu berpaling menatapku “Mian, dia memang begitu. Jadi, siapa namamu?”

“Minho, Choi Minho.”

. . . . . . . . . .

Seoul, 13 Juni 2002

Aku mematut diri di depan cermin. Memandangi hal baru yang melekat pada tubuhku. Kemeja putih serta blazer hitam sebagai pelapisnya, juga dasi bergaris putih dan cokelat yang bertengger sekenanya di kerah. Melirik untaian poni yang masih apik berada di kening…menyibaknya pelan. Hmm, tampan. Salah jika memuji diri sendiri?

Beralih meraih tas pundak hitam berisikan buku pelajaran yang sebenarnya kubenci, namun tetap harus dibawa walaupun membebani pundak. Yah bagaimanapun statusku, aku pelajar yang artinya masih berkewajiban untuk belajar. Melangkahkan kaki ke garasi, memacu Ninja Hitam kesayanganku untuk menerobos lalu lintas kota Seoul di pagi hari.

.
.
.


Menghela nafas saat ban motorku melewati pintu gerbang yang untungnya masih terbuka. Memarkirnya di tempat parkir tak jauh dari aula sekolah, kemudian bergegas menuju kelas. Aku menatap dua sosok manusia yang tak lahi asing. Salah satunya tersenyum manis dan melambaikan tangan, sedang satunya lagi menyembunyikan sebelah tangannya kedalam saku celana sembari mengunyah permen karet. Gi Kwang menatap swatch yang tampak pas di pergelangan tangan kirinya, berpaling menatapku lagi.

“Kau terlambat,” katanya tepat di depan wajahku begitu aku tiba. Walaupun dengan tampang dan acting yang jelek, dia tidak lupa melayangkan high-fivenya kepadaku.

“Ah mian, aku kesiangan..”

“Kumaklumi jika kau telat bangun, tapi setidaknya jangan di hari pertama sekolah…kau tahu?”

“Ah kalian…sudahlah, jangan bertengkar seperti bocah. Lupa jika sudah berada di tingkat menengah eum?” suara lembut khas So Hee menghentikan adu mulut kami. Lucu sebenarnya, karena yeoja manis itu jarang sekali melerai kami jika sedang bertengkar…namun kali ini? Dia tidak demam kan?

Gi Kwang mengarahkan punggung tangannya ke kening So Hee. Sepertinya ada kontak batin diantara kami “Kau…apa kau sedang sakit?”

‘Pok!’

Pfftt..

Tas selempang berwarna hijau toska itu mendarat dengan sentosa di pipi Gi Kwang…yang kemudian disambut dengan tawa lepas dariku dan So Hee.

“Jangan main-main denganku, arra? Itu baru dibagian kening, apa mau yang lain?”

Aku dan Gi Kwang saling berpandangan, tersenyum geli melihat tingkah laku teman wanita kami. “Kau lebih menyeramkan dibanding monster, So Hee!”

. . . . . . . . . .

Seoul, 26 November 2005

Gi Kwang asik memutar bola oranye yang kini berada di jari telunjuknya. Bola itu kemudian dia lemparkan ke ring…gagal. Oh ayolah seorang kapten tim basket Season High tidak bisa melakukan shot dari arah 2 meter? Kurasa guru olahraga kami tidak teliti dalam menentukan pilihan.

“Jadi, sudah menentukan target?” ucapnya saat bola oranye itu masuk tepat sasaran setelah dia melakukan slam dunk, keren…aku mengakuinya. Baiklah, kutarik lagi ucapanku.

“Ne! Aku menargetkan jika lulus dari sini akan melanjutkan ke Universitas Seoul, maka dari itu diharuskan untuk lebih fokus dari sekarang.” So Hee yang menjawab pertanyaan sepupunya, yang disanggupi dengan anggukan kepala dariku. Inilah yang selalu kami rundingkan tiap menuju akhir tahun. Menargetkan ke sekolah mana yang akan kami tuju setelah ini, agar dapat mempersiapkan segalanya dengan matang. Seperti tiga tahun lalu saat kami duduk dibangku sekolah menengah, ditargetkan untuk dapat bersekolah di Season High. Dan dengan persiapan yang cukup, kami bertiga berada disini. Yah, kami memang berada di tingkat 2 sekarang…lalu apa salahnya jika mempersiapkan sekolah tujuan dari awal?

“Untuk cadangan, aku memilih untuk ke Universitas Daegu dan Hansook.” Gi Kwang menambahkan, dan lagi-lagi aku mengangguk. Yah, selama aku bersama mereka aku akan mengikutinya.

So Hee berdiri dari bangku penonton yang kami duduki, beralih mengambil bola oranye yang—lagi-lagi— gagal dimasukkan ke dalam ring oleh sang kapten. Bolehkah aku setuju dengan ucapanku dari awal?

“Hei kapten! Mau bertanding denganku?”

“Boleh. Siapapun yang kalah, sebagai taruhan…harus membelikan sup kimchi milik Joon ahjusshi. Ottae?”

“Baik, baik. Kau ini cerewet sekali~ Minho yang jadi wasitnya, oke?”

Aku mengangguk. Hmm…walaupun aku menyukai olahraga, mungkin di bidang memantul-mantulkan bola kemudian terbang melayang kearah ring—basket— aku lemah. Tapi jika sepak bola? Mari bertanding! Akan kutunjukan kemampuanku kekeke~

Permainan mereka sudah berlangsung selama sepuluh menit, selama itulah kedua bola mataku terus memandang yeoja manis yang kini melakukan aksi shot. Bukan aku memihak padanya dan membiarkan dia menang lantas Gi Kwang kalah, tentu saja dalam olahraga itu tidak sportif…dan aku tahu So Hee juga tidak bermain curang. Tapi entahlah, rasa nyaman menyelimuti sepasang mataku saat melihat dia yang bersemangat. Saat dia berteriak senang ketika tembakannya masuk, juga menggerutu lucu saat bolanya meleset atau berpindah tangan pada sepupunya. Yang kusuka adalah, dia tidak mempedulikan posisinya…sedang untung maupun rugi, menang atau kalah, dia mengabaikannya. Meskipun dia harus mengeluarkan uang jika kalah, namun dia melakukannya dengan senang hati. Tidak menunjukkan ambisi untuk menang ataupun rasa takut jika dia kalah. Ekspresi wajahnya seolah berkata ‘Ini hanya permainan dan diciptakan untuk bersenang-senang’ kurang lebih seperti itu.

Tanpa sadar, kedua sudut bibirku membentuk selengkung senyum…selalu tersenyum jika sedang menatapnya. Menatap mata sipitnya yang berbinar indah, helaian rambut pirangnya yang terbang kesana kemari, juga senyuman maut yang masih sama saat pertama kali kami bertemu. Aneh? Mungkin. Gi Kwang selalu berkata jika aku ini aneh. Tapi So Hee selalu mencela dan membelaku dengan berkata ‘Gi Kwang itu sepupuku yang aneh, jadi kau jangan mempercayai perkataannya yang mengolokmu jika kau aneh. Karena dia itu orang aneh yang terlalu gengsi untuk menyadari bahwa dirinya sendiri juga aneh’. Selanjutnya? Adu mulut antara dua sanak bermarga Lee itu tak dapat dihentikan. Jika sudah begitu aku hanya bisa tertawa, walaupun tingkah mereka yang aneh—menurutku, namun mereka tetap sahabatku. Sudah lima tahun aku mengenal mereka, ya pertemuan pertama saat di bandara Incheon waktu itu.

Dan lamunanku buyar saat suara berdebum yang cukup keras menyapa gendang telingaku. Detik berikutnya aku menatap lurus kedepan, dimana So Hee tergeletak sambil memegangi perut dan Gi Kwang yang berjongkok disampingnya. Dengan sigap, aku berlari kearah mereka…dan memandang So Hee yang meringis kesakitan.

“So Hee noona, gwaenchana?” Gi Kwang tampak panik, dia mengguncangkan tubuh So Hee pelan.

“Hyung, apa yang kau lakukan pada sepupumu ini heh?!”

“Ani, aku tidak melakukan apapun padanya!”

“Apa kau menyikutnya?”

“Aniooo! Kau menuduhku?!”

Kali ini aku mengabaikan ucapan Gi Kwang. Beralih menatap kearah So Hee yang masih meringis, meminta sedikit penjelasan. Ah apa yang terjadi? Belakangan ini So Hee selalu mengeluh saat perutnya sakit. Kami mengira mungkin hanya masalah wanita yang selalu kedatangan tamu bulanan…tapi ini terlalu sering!

“Uhm…na gwaenchana.”

“Apa kau yakin? Mau kuantar ke ruang kesehatan?”

“A-ani. Sepertinya maagh-ku kambuh…mengingat tadi pagi tak sempat sarapan karena Umma berangkat terlalu pagi.” ucapnya sambil menyunggingkan senyuman kecil yang disambut helaan nafas lega dariku dan Gi Kwang.

Aku dan Gi Kwang membantunya berdiri, “Kau membuat kami takut, noona. Baiklah, ayo ke kantin. Sebagai gantinya aku akan membelikanmu sup kimchi-nya Joon ahjusshi hehehe.”

. . . . . . . . . .

Seoul, 20 Juni 2006

“Annyeong, So Hee noona~” seruku begitu aku masuk ke dalam kamar serba putih, kamar tempatnya beristirahat selama enam bulan ini.

Dia tertawa kecil, menggerakkan tangannya bermaksud menyuruhku untuk duduk di dekat ranjang. “Annyeong Minho-goon,”

“Aku membawakanmu buku Astronomi, Biologi, Matematika dan eum…Bahasa Inggris. Kau ingin mempelajari apa?” aku menumpahkan buku-buku pelajaran dari dalam tas hitam. So Hee tampak memilah-milah, dan matanya berbinar saat menemukan sesuatu yang dia suka.

“Astronomi!”

“Arraseo, kita mulai nee~”

Tanpa buang waktu, segera menerangkan dan mengajarinya segala yang kuketahui layaknya seorang guru. Fuh…untung saja dia tidak memilih Matematika karena aku cukup bodoh untuk yang satu itu. Dan semangatku kembali berkobar saat melihat senyum merekah terlukis jelas di bibir pucatnya, menandakan bahwa keadaannya sedang baik. Meskipun aku tahu rasa sakit yang ada di dalam tubuhnya sangat menyiksa. Miris saat melihat So Hee yang sangat aktif dalam kegiatan Cheers, sekarang harus terbaring lemah diatas ranjang. Sejak didiagnosa memiliki tumor di perut Desember lalu, segala aktivitasnya dikurangi. Tiga bulan pertama dia tak diperbolehkan untuk keluar rumah sakit, setiap hari selalu disini…dan hanya belajar dari buku yang aku maupun Gi Kwang bawakan. Yah meskipun sepupunya itu hanya membawa komik, tapi setidaknya bagus untuk hiburan.

Melihatnya yang berteguh hati dan tetap bersemangat untuk melaksanakan ujian tingkat akhir meski dalam keadaan kritis, membuatku semakin kagum padanya. Atau semakin suka? Entahlah, kedua perasaan itu sulit dibedakan. So Hee tetap bertekad untuk masuk Universitas Seoul bersama dengan kami bertiga, membuatnya mati-matian belajar giat setiap malam dan mengabaikan rasa sakitnya. Ambisinya untuk sembuh luar biasa besar.

“Minho…apa kau akan datang minggu depan?” suara lembutnya seperti membelaiku, menyadarkanku dari lamunan. Aku menolah dan mendapati mata sipitnya yang berwarna cokelat itu menatapku lekat. Ah…matanya indah.

“Ngg.. minggu depan? Ada apa dengan minggu depan?”

“Aigooo, apa kau lupa tanggal berapa minggu depan eummm?”

Aku berpikir sejenak, “Minggu depan itu eum…tanggal 27? Hari itu dimana akan dilaksanakan ujian masuk Universitas kan? Tentu saja aku datang!”

So Hee berkacak pinggang, “Ck…bukan tanggal 27, tapi 26! Apa kau lupa jika temanmu ini ulang tahun eum?!”

Dengan spontan, aku menepuk kening. Uh, Choi Minho pabbo! Bagaimana bisa lupa?! Ck, baka!

“Ah mianhae noona, maaf~ Aku...aku hanya terlau serius memikirkan ujian masuk Universitas hehehe.” Aku membela diri untuk penyangkalan, sungguh…aku benar-benar lupa!

“Begitu ya? Sampai lupa jika minggu depan ulang tahunku?” So Hee merengut, mem-pout-kan bibir tipisnya…uh, kyeoptaaa >< “Ne, mianhae kalau begitu. Aku pasti datang nanti, tenang saja~” “Yaksok? Awas kau jika lupa lagi!” ucapnya dengan nada mengancam, yang jelas-jelas mengundang tawaku. “Yaksok~” . . . . . . . . Tiga hari berlalu semenjak kunjungan terakhirku pada kamar So Hee. Sekarang tanggal 23, tiga hari menuju ulang tahunnya dan empat hari menuju ujian masuk Universitas. Hari ini aku datang membawa modul berisikan soal-soal yang mungkin ada dalam ujian nanti. Aku membawa tiga buah, karena Gi Kwang juga akan datang. Kakiku berhenti di depan pintu bercat putih dimana terdapat nomor kamar 222 VIP. Aku membuka kenop pintu tersebut dengan perlahan, mengintip dan mendapati Gi Kwang sudah ada di dalam. Kemudian suara lembut So Hee terdengar memohon. "Gi Kwang, aku ingin mengatakan sesuatu...mungkin sedikit terdengar konyol. Bolehkah?" "Ne~" "Aku...sejujurnya dari dulu aku menyukaimu. Eum...nae namjachinguga dwaeojullae?" DEG

Jantungku seakan berhenti berpacu. Aku mencerna kalimat yang So Hee lontarkan dengan perlahan, memastikan jika dia benar mengatakannya atau hanya sekedar ilusi. Seperkian detik aku mengerjapkan mata, sadar bahwa ini bukan ilusi…ini benar-benar terjadi. So Hee menyatakan cinta pada Gi Kwang, sepupunya! Tidak seharusnya aku mengetahui ini.

Sesaat sekujur tubuhku mati rasa. Aku tak dapat berpikir jernih, tak ada satupun terbesit dipikiranku selain pergi…menjauh dari tempat ini. Tanpa menutup daun pintu yang dibiarkan terbuka sedikit, aku berlari melintasi lorong panjang rumah sakit. Mengabaikan modul yang kubawa terjatuh entah kemana, aku sungguh tak peduli. Yang kuinginkan sekarang hanya pergi, menghilangkan rasa sakit yang baru pertama kali kurasakan. Jantungku seakan ingin keluar dari ronggga dada. Nafasku berhembus tak beraturan dan langkah kakiku semakin cepat setiap detiknya. Sialan, kenapa rasanya begitu sakit? Kenapa tidak menghilang tiap bersamaan dengan langkah kaki yang menjauhi tempat perkara tadi?

. . . . . . . . . .

Seoul, 26 Juni 2006

Aku hanya duduk bersila diatas ranjang. Diam. Menatap datar nanar ponsel layar sentuhku yang bergoyang heboh entah sudah berapa kali, aku tak dapat mengingatnya. Yang tertera pada layar tersebut hanya dua nama; So Hee dan Gi Kwang. Dua sanak itu terus meneleponku semenjak tadi pagi, namun tidak satupun panggilan yang kujawab. Entahlah, aku juga tidak mengetahui alasannya. Hanya saja…sejak tiga hari lalu ada perasaaan perih yang mendalam di dadaku saat membaca nama mereka. Seakan mataku akan terbakar jika membacanya. Ani, seperti ada iblis yang memerintahkanku untuk tidak merespon apapun. Dan bodohnya, aku bagaikan budak yang selalu menuruti perintah sang iblis…meskipun disebelah sisi hatiku ada lubang yang menganga lebar, menandakan rasa bersalah.

“Minho,” pintu terkuak dan wajah Umma muncul dari ambang pintu.

“Hmm?”

“Tadi Gi Kwang meneleponku…dan dia menanyakanmu, Minho. Apa kau tidak ingin pergi ke rumah sakit? Hari ini ulang tahun So Hee kan?”

Dan perih itu kembali menyerang saat Umma menyebutkan kedua nama mereka…iblispun mulai menguasaiku.

“Aku takkan datang,”

“Eh? Waeyo? Biasanya kau takkan melewatkan hari ulangtahun temanmu yang satu itu. Kau dapat menemani So Hee yang sedang sakit.” Umma mencoba menjelaskan, dan aku mencibir.

“Aku akan belajar untuk menghadapi ujian besok. Lagipula Gi Kwang dapat menemani sepupunya dengan baik, tidak perlu membutuhkanku kan?”

Dan tanpa protes lagi, wajah Umma menghilang dari balik pintu. Menyisakanku seorang diri dengan perih yang semakin menjadi-jadi.

. . . . . . . . . .

Seoul, 27 Juni 2006

Aku berjalan melintasi lorong panjang ini lagi. Lorong yang kutinggalkan selama empat hari. Jantungku berpacu kembali, memompa kakiku untuk melangkah lebih cepat. Sampai di ujung lorong, aku dapat mendengar isakan dari beberapa orang. Sekerumunan orang itu berkumpul di depan kamar yang selama sembilan bulan ini hampir setiap hari kumasuki. Perasaan perih itu tergantikan oleh rasa aneh yang membuncah di dada…memaksa ingin keluar. Perlahan aku menyelinap dalam kerumunan itu sambil menguatkan hati dan berharap, bahwa kegiatan mencuri dengar dari Umma di telepon tadi pagi hanyalah lelucon.

Kekuatanku berdiri runtuh begitu saja saat melihat pemandangan dihadapanku. Sebuah tubuh ramping tergolek tak berdaya, wajahnya yang dulu berseri…kini pucat pasi. Sepasang mata sipitnya tertutup rapat, padahal aku berharap dapat terbuka lagi. Bendungan airmata kini telah luluh, meleleh melewati kedua pipiku. Cairan itu seperti mencabik permukaan kulitku, membuka luka baru sebelum yang lama terobati. Dingin, kaku seperti es. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya…dia selalu hangat dan ceria bagaikan bunga musim semi yang indah.

Menarik nafas pelan, menguasai emosi yang bergejolak tak menentu sebelum berkata lirih “So Hee..”

“Noona, ini aku…aku Choi Minho. Jeongmal mianhae aku tidak datang kemarin, aku hanya terlalu serius memikirkan ujian laknat itu. Padahal aku sudah berjanji sebelumnya ya? Ah…ternyata aku bukan pemegang janji yang baik.”

Menyeka airmataku dengan punggung tangan, “Noona, apa kau akan marah? Andwae…jangan marah padaku~ Bisakah kau membuka matamu? Bisakah kau bangun sebentar dan berkata bahwa kau tidak marah padaku?” Demi apapun aku orang terbodoh di dunia ini, berbicara dengan mayat sama saja gila. Ya, Choi Minho adalah orang gila.

Aku menunduk, menatap lantai yang bahkan menertawaiku. Kurasakan seseorang menyentuh pundakku, aku menoleh.

BUGH!

“Kenapa kau tak datang kemarin, Choi Minho?” aku mengelus sudut bibirku yang berdarah, suara baritone Gi Kwang menyapa telingaku setelah memberiku ‘sambutan’

“Aku…aku hanya terla—

“Kau hanya apa? Hanya apa, hah?! Kau adalah orang teridiot, Choi Minho! Padahal kemarin adalah waktu yang tepat untuk So Hee menyatakannya padamu!”

"Aku menaikkan sebelah alis, bingung dengan maksud namja bertubuh maskulin itu. “Menyatakan apa? Dia menyukaimu kan? Dia mengatakannya padamu empat hari lalu kan?!”

“Itu hanya sandiwara! So Hee hanya berlatih denganku karena dia gugup! Lagipula, memang diperbolehkan cinta dengan saudara kandung? Think!”

Dia menunjuk pelipisnya dengan telunjuk sembari menahan geramannya. Aku terdiam. Membeku. Dan kini jantungku seperti tertusuk panah yang ujungnya terdapat racun mematikan, sakit…sakit sekali.

“So Hee menunggumu hingga pukul 2, kau tahu? Dan saat itulah kondisinya melemah. Dokter Jung bilang jika ini sudah mencapai batasnya, tim medis juga tak dapat berbuat banyak. Kau ini kenapa, Choi Minho? Ada apa dengan otakmu? Jika kau tak dapat menerima dan marah karena So Hee menyatakannya padaku, kau dapat datang sebagai sahabat kan? Apa kau tidak memikirkan jika ini adalah ulang tahun terakhirnya yang dia rayakan bersama kami, hah?! Aku tak menyangka…kau begitu idiot.”

“M-ma-maaf hyung. Aku minta maaf..”

“Ucapkan kata maafmu itu pada So Hee! Ucapkan kata maafmu pada yeoja sekarat yang keras kepala ingin menunggumu hingga pukul 2! Ucapkan kata maafmu pada sepupuku yang saat ini tak dapat membalasnya! Ucapkan, Choi Minho!” air mata Gi Kwang tumpah seketika, mengalir bersama emosi yang dia tumpahkan semuanya kepadaku…membuatku semakin terpuruk dalam jurang terdalam. Teringat kembali kalimatku kemarin, ‘Lagipula Gi Kwang dapat menemani sepupunya dengan baik, tidak perlu membutuhkanku kan?’ Fatal sekali.

. . . . . . . . . .

Aku berlutut beralaskan tanah basah. Tubuhku kaku seakan tak berdaya. Perlahan, rinai tangisan bumi mulai membasahi pakaian yang kukenakan…mengalir bersamaan dengan airmataku. Aku diam. Hanya diam. Dan terus diam. Kata-kata laknat yang kubenci seumur hidup. Bunga lily putih kesukaan So Hee ikut merunduk layu, seakan merasakan keperihan yang sama.

Disaat seperti ini, pikiranku kembali melayang…membayangkannya yang selalu berada di sisiku. Aku baru menyadari…betapa aku merindukan suara lembutnya, kerlingan lucu dari kedua mata sipitnya, tawanya yang mebahana, juga senyuman maut itu. Betapa aku merindukan kebahagiaan yang dia berikan setiap harinya, sekarang aku benar-benar merasa sendiri.

Aku menaruh lily putih pada pusara yang terukir namanya. Dan membiarkan hati ini kembali merasakan perih mengingat nama itu lagi. Lee So Hee. Yeoja manis yang selalu hadir di tiap mimpiku. Yeoja yang amat kucintai meski dia belum atau bahkan tak sempat berbicara.

Satu tarikan nafas, berjanji dalam hati aku akan melupakan rasa perih itu dengan segera. Aku takkan mengingat kenangan tidak menyenangkan itu lagi. Baiklah, aku tak seharusnya mengingat lagi. Aku meraba nisan seolah memangku kepalanya yang sedang tertidur. Ya, tertidur dalam waktu yang sangat panjang…entah kapan dapat kembali bangun. Lalu dengan sebuah senyuman, aku menghela nafas. Mengucapkan kalimat yang belum sempat kuucapkan.

“Saengil chukkae nae Lee So Hee, saranghaeyo…jeongmal.”


END


Muahahaha akhirnya selese juga ya bok! Gue terinspirasi dari FFnya kak Nicky yang udah lama banget, tapi beda dong ceritanya hahaha tau gak gue bikin ini lembur sampe jam 1 loh #deardiary hahaha canda. Oke, so bagaimana? Jelek? Hahaha biarkan, ini efek galau yang ditularin si durjanah lewat sms. Hey, nih pesenan lo udah gue bikinin yaaa. Hope you like it!

Ps : mintanya kan yang sedih, tapi kalo gak sedih ya mianhae. Tapi kalo sedih yaudah, beli tissue sendiri ya kkkk~ *evil laugh*

Sabtu, 03 Maret 2012

[NEWS] OnKey's Face and Couple Analysis

Firstly, this analysis is maybe just for fun, and no serious thought. I think the one did this analysis is Key’s fan because mostly things about the results involve Key. And secondly, please don’t bashing any couple here, which mean JongKey, OnKey shippers are always know for their civil, polite attitude.

It’s done by a Korean Student in the Metaphysics section, where she took SHINee’s picture to ask their professor and got this result. It’s reposted by a lot of Korean sites, and the original article is now unknown.

Face Analysis procedure:



Onew (Jinki) (珍基):

After seeing Onew’s face, there’s no need to say, his “there” is very big, and it’ll also last very long (energy). Even though his character is very warm, but once he’s filled with sexual desire, there’s no idea how he’ll be like.

Key (Kibum) (基范):

After staring at Kibum’s picture for almost half the day, he said that he shouldn’t be a male. According to the size, He should be right after Onew in terms of energy level. The professor asked: “Does he like pink?”. After thinking for almost half the day as to what he meant, I answered yes. The professor said while smiling: “He’s really the kind of guy where his actions and face is in sync.” Then he said that Kibum’s the Queen-type. Good in sex, character, eating and sleeping.

Please refer to the below notes on their horoscope

(温key)(OnKey)

If it’s said that JongKey’s compatibility is the highest, then OnKey’s the best marriage choice. In marriage compatibility, JongKey lost to OnKey. Onew has very high perceptions of his female partner, has great power fortune, and is very strict when it comes to looking for his partner, which means to say that Onew’s partner will be someone who’s very outstanding.

If Key’s the stream, then Onew’s the rock in the stream. The stream will hit on the rock non stop, and after prolonged periods of time, the shape will start to change. If there’s no earth shaking problems, the rock will not easily leave the stream, so OnKey is a couple that will last very long together.Above, where it’s said that the stream will hit on the rock non stop, it isn’t to say that the rock will be roded but it says that it’ll become stronger.

Onew’s power fortune is high, Key’s money fortune is high, and if both of them is intent on making money, they’ll be New Zaibatsu (Ambitious Rich Men).

If Onew dedicates his life to politics, and if Minho becomes Onew’s secretary, and if Key’s dedicated in being a good wife, Onew will then have a good chance to become a Potential President.Which means to say that Onew has quite a huge Power Fortune, even though it’s a little out of topic, but it says that it’s a huge pity that Onew’s a singer, as he’s someone that can do well in a much bigger place.

The saying where Onew’s warm and smooth like a rabbit is correct.Even though it’s different when it comes to bed and society, however, in love and marriage, it’ll be very smooth and warm.

If Key’s a female, OnKey after marriage, their children will have a great future.

cr : RabbitFox

Minggu, 29 Januari 2012

Infinite - Be Mine

L/Myungsoo] Jikyeobwa wat janha ni sarangeul gin ibyeoreul

[Woohyun] neul sangcheo badeul ba en nan ge na, ah

[Sungjong] kkok baro bwa, uneunge shilheoseo geurae

[Sunggyu] apeunge himdeureo geurae, geureon neol bolttae mada

[ALL]
naekkeo haja, naega neol saranghae, eo? naega neol geokjeonghae, eo?
naega neol kkeut kkaji, chaekim jil ge
naekkeo haja, niga nal aljanha, eo? niga nal bwat janha, eo?
naega neol kkeut kkaji, jikyeo julge

[Sungyeol] Do you hear me… Do you hear me… oh

[Hoya] jeojeun gieok bakhin nungil kkeut nae
pumeseo jukkil barae

[Dongwoo] jallin maeumi heullin nunmul samki neun geon
naji magi deullin neora do gamchu neun na

[L/Myungsoo] neom chinda saenggakhae neon na ege neul geuraesseo

[Sunggyu] ni sangcheo ga neul surok keoji neun mam

[Sungjong] naegero wa, utneunge johaseo geurae

[Woohyun] pyeon hage haejuryeo geurae, jeogeo do namaneun neol

[ALL]
naekkeo haja, naega neol saranghae, eo? naega neol geokjeonghae, eo?
naege neol kkeut kkaji, chaekim jil ge
gati gaja, himdeun gil geod jima, eo? shwibji anhat janha, eo?
dashi neun geureon neol, bogi shilheo (Oh)
naekkeo haja, naega neol saranghae, eo? naega neol geokjeonghae, eo?
naega neol kkeut kkaji, chaekim jil ge

[Dongwoo] da tujin anheul kka, sangcheo tto aneul kka
kkeunhim eobtneun apeun gori e
hangsang sori eobtneun jeonjaeng neon murihae
geokjeong ye bang paero nan ni ape

[Hoya] naneun dal cheoreom ni juwil dolgo dora
buri keojyeo beorin ni sarangeun nohgo nalbwa
gipi paeyo beorin sangcheo, deopeo julge
utge, halge, naegeollo mandeulge



Translate :
I've watched over you
Over all your loves and your long breakups
If you're always going to get hurt, it's better to be with me
Look clearly- I just don't like it when you cry
It hurts me to see you in pain

Be mine, I will love you
I will worry about you
I will take responsibility for you till the end

Be mine, you know me
You've seen me for all this time
I will protect you till the end

Do you hear me
Do you hear me oh

All those tear drenched memories-
I hope they will all die within my embrace
Even if I hear you softly swallowing your tears
with your broken heart, I will hide it

You are overflowing, as you've always been to me
As your scars increase, my love for you increases
Please come to me, cus I love your smile
cus I want to make you comfortable
At least for me to you

Be mine, I will love you
I will worry about you
I will take responsibility for you till the end

Let's go together, don't walk the hard path
It wasn't easy for you
I just don't want you to go through that again

Be mine, I will love you
I will worry about you
I will take responsibility for you till the end

I worry if you'll fight again
I worry if you'll be hurt again
In your painful helplessness
This silent battle is too much for you
With my shield of worries in front of you
Like a moon I revolve around you
Take your extinguished love and look at me
I will cover your deeply wounded scars
I will make you smile, I will make you mine

Kamis, 26 Januari 2012

Davichi - Don't Say Goodbye

Romanization

tteollineun neoui ipsureul nan
nan cheoeum boatji
museun mal haryeogo mal haryeogo
tteumman deurineunji
seulpeun yegameun da matneundan
norae gasacheoreom
seolma anigetji anilkkeoya
anieoyaman dwae.

beolsseo neon nareul tteona
ni maeummajeo tteona
tto mommajeodo tteonaneunde
nan molla neol jabeul bangbeobeul jom
nuga naege malhaejwoyo.

oneulbam geu malmaneun marayo
wae nal beorigo gannayo
na maeumi apa gaseumi apa
nunmul chaollayo
ajigeun annyeong urin andwaeyo
neon geu ibeul deo yeoljima
annyeongirago naege malhajima.

chagaun neoui hanmadiga nal jujeoanjeotji
sesang muneojil deut muneojin deut
nunmulman nunmulman.

jigeum sungani gamyeon
i sungani jinamyeon
yeongyeong urin ibyeorinde
saranghae jukdorok saranghan nal
nal beoriji marajwoyo.

oneulbam geu malmaneun marayo
wae nal beorigo gannayo
na maeumi apa gaseumi apa
nunmul chaollayo
ajigeun annyeong urin andwaeyo
neon geu ibeul deo yeoljima
annyeongirago naege malhajima.

ibyeori mwonji naneun mollayo
geunyang seoreopgo seoreowo
na sayeoni manha chueogi manha
gaseum jjijeojyeoyo.

ajigeun annyeong urin andwaeyo
neon geu ibeul deo yeoljima
annyeongirago naege malhajima
annyeongirago naege malhajima.

English Translation

I saw your trembling lips for the first time
You try and you try but hesitate to say something
Just like the lyrics from a song- sad predictions come true
No, it can’t be- it’s not- it can’t be

You already left me, your heart has left me
Even your body has left me as well
I don’t know how to hold onto you- someone please tell me how

* Please don’t say those words tonight
Why did you leave me?
I’m so hurt, my heart hurts- tears are rising
We can’t say goodbye yet- don’t open those lips any wider
Don’t say goodbye

At your cold words, I sank down
As if the world crumbled down, tears fell

If this moment passes, if this moment is over
We will be separated forever
I love you, I love you to death-
Don’t leave me

* repeat

I don’t know what separation is- I’m just upset
I have so many stories, so many memories-
My heart is ripping

We can’t say goodbye yet- don’t open those lips any wider
Don’t say goodbye
Don’t say goodbye

Hangul

떨리는 너의 입술을 난
난 처음 보았지
무슨 말 하려고 말 하려고
뜸만 들이는지
슬픈 예감은 다 맞는단
노래 가사처럼
설마 아니겠지 아닐꺼야
아니어야만 돼.

벌써 넌 나를 떠나
니 마음마저 떠나
또 몸마저도 떠나는데
난 몰라 널 잡을 방법을 좀
누가 내게 말해줘요.

오늘밤 그 말만은 말아요
왜 날 버리고 갔나요
나 마음이 아파 가슴이 아파
눈물 차올라요
아직은 안녕 우린 안돼요
넌 그 입을 더 열지마
안녕이라고 내게 말하지마.

차가운 너의 한마디가 날 주저앉었지
세상 무너질 듯 무너진 듯
눈물만 눈물만.

지금 순간이 가면
이 순간이 지나면
영영 우린 이별인데
사랑해 죽도록 사랑한 날
날 버리지 말아줘요.

오늘밤 그 말만은 말아요
왜 날 버리고 갔나요
나 마음이 아파 가슴이 아파
눈물 차올라요
아직은 안녕 우린 안돼요
넌 그 입을 더 열지마
안녕이라고 내게 말하지마.

이별이 뭔지 나는 몰라요
그냥 서럽고 서러워
나 사연이 많아 추억이 많아
가슴 찢어져요.

아직은 안녕 우린 안돼요
넌 그 입을 더 열지마
안녕이라고 내게 말하지마
안녕이라고 내게 말하지마.

Facts about 온키 ~ ^^


1. Onew dan Key : 2 namja di SHINee yang sama2 memakai nama panggung .. Yaitu Onew bernama asli Lee Jinki dan Key bernama asli Kim Ki Bum

2. Onew dan Key : sama sama berasal dari keluarga kaya, keluarga mereka berdua adalah keluarga yg paling berada ketimbang member yang lain

3. Onew dan Key : sama sama ANAK TUNGGAL .

4. Onew dan Key : jika Onew Condition sudah terjadi Key langsung mengalihkan topik dan mengabaikan ke jayusan yang telah di buat oleh Onew

5. Onew dan Key : Onew adalah leader yang kalau sudah marah semua member pasti pada diam seribu bahasa tapi ini tidak berlaku untuk Key , karena hanya Key lah yang bisa meredakan amarah sang leader

6. Onew dan Key : Key jarang memanggil Onew dengan sebutan “Yeobo” atau “Onew” dan tidak memanggil onew dgn sebutan Hyung *gak sopan nih si emak ~

7. Onew dan Key : Key Jarang Menatap mata Onew , jika Onew natap mata langsung menghindar *kalo mau liat bisa di liat di yutub “OnKey Eyes Contact”

8. Onew dan Key : Key suka banget ama charm Onew kalo dia lagi nyanyi .

9. Onew dan Key : waktu mereka jadi DJ di sebuah Radio , Key membisikan Onew kata “saranghae” pas Onew lagi ngomong , dan setelah itu Onew langsung nge blush gitu

10. Onew dan Key : mereka suka bangun malem2 buat bikinin susu pisang hangat untuk anak (?) mereka *re : taemin*

11. Onew dan Key :

- Me2Day Key Replies [ Indo Trans ]

Fan : Annyeong oppa ~ Oppa kapan kalian comeback ? >

ONKEY SARANGHAE

Key : kita tunggu saja ..

NADO SARANGHAE

- UFO Key Replies [ Indo Trans ]


Fan : Jonghyun Oppa kau sangat tampan

Key : ya , anak ku itu memang tampan tetapi lebih tampan suamiku *eciyeeee >

12. Onew dan Key : Ada dua acara *lupa namanya ==’* Key minta anterin ke kamar mandi ama Onew

13. Onew dan Key : apa kalian sering denger lagu Bodyguard ?? jika iya , tolong perhatikan lagi part pertama yg di nyanyikan onew !! disitu Onew menyanyikan sebuah lyric “Jingi Bun” tapi setelah di dengar malah “JinKibum” dan ia menyanyikan dengan suara yang sangat merdu ~ huwoooo lagu kebangsaan OKS kkkkk~ *kibar bendera OKS*

14. Onew dan Key : akhir2 ini banyak ditemukan foto SHINee yang dimana foto Onew dibuat seolah2 sedang memandang Key

15. Onew dan Key : waktu di Hello Baby pas mereka dikasih tau bakal boleh ngerawat bayinya. mereka kesenengan dan waktu Jonghyun mukulin perut Onew terus ekspresi Key kayak gak senang gitu

16. Onew dan Key : kalo Key ngomong yang paling ngerespon itu Onew

17. Onew dan Key : kalo Key itu maunya duduk sebelah Onew melulu

18. Onew dan Key : waktu Onew nari pake lagu Three Little Bears di HB reaksi Key langsung senyum senyum gitu

19. Onew dan Key : di lagu2 SHINee , rata2 part onew nyanyi setelah itu Key atau sebaliknya

20. Onew dan Key : saat Key hampir mau jatuh, Onew datang mengangkatnya dan merangkulnya


21. Onew dan Key : Onew suka sekali menggoda Key



22. Onew dan Key : sangat romantis tapi kadang2 di depan publik


OnKey fakta di acara b’day minho kemaren ( 09-12-2011)

Key merengek bahwa ia belum mendapatkan hadiahnya dari Onew ( ketika ia menyebutkan bahwa ia memberi Onew produk anti-penuaan dan itu mahal) tapi wajah Onew berubah menjadi kaku seperti dia ingat tentang sesuatu..

Onew : “uhm….. Tentang makanan….”

Key meledak tertawa setelah itu, ketika ia lupa bahwa Onew membayar untuk makan dia dengan teman-temannya.

Jadi , Onew berpikir bahwa ketika ia membayar untuk pesta makan malam Key , itu sudah cukup sebagai hadiah untuk Key. Tapi rupanya , Key tidak menganggap bahwa sebagai hadiah. Itu pasti menjadi pesta makan malam mahal yang cukup besar karena setelah Onew mengatakan dia membayar untuk itu , Key tidak membual tentang dia tidak mendapat hadiah dari Onew lagi. Rupanya , tiga anggota lainnya tidak tahu tentang hal itu karena hanya Onew dan Key yang tahu dan tidak ingin mengungkapkan apa yang mereka sedang makan waktu itu.

Wow bisa Anda bayangkan ? itu seperti pacar yang membayar untuk pesta ulang tahun kekasihnya. Hal ini seperti perayaan ulang tahun pribadi Key dengan teman-temannya dan pacarnya lol. Onew adalah satu-satunya anggota SHINee yang ikut dalam pesta tersebut, saya pikir. karena tiga lainnya tidak tahu tentang itu sampai Onew mengungkapkan pada hari ulang tahun Minho. maka saya berpikir tentang bagaimana pesta akhirnya berakhir dan onkey kembali ke asrama bersama-sama , dan sendirian. Harus ada banyak hal yang terjadi (Key mengucapkan terima kasih untuk menjaga dan semuanya)

23. Onew pernah protes "YA! Kenapa semua orang bersorak ketika Jjong menyatakan cinta pada Key!!! Saat aku menyatakannya kepada key knp diam?!"

24. Di MV Lucifer pas bagian Part Key nyanyi , Onew ngeliatin Key dari belakang

25. Pernah, tanpa sadar uri leader Onew megang +meraba paha nya Key xD

26. Comeback Lucifer, SHINee menang di MuBank dan Onew nangis. Key bilang , "aku gak tau kenapa Onew hyung nangis tapi aku nangis bersamanya."

27. Jaman RDD mereka konser di singapura, Onew keliatan kakinya sakit disana. Dan ada yg melihat pas ke hotel onkey lari ke kamar yg sama.

28. Disesi foto majalah maypole, OnKey maen kuda-kudaan.

29. Key cerita , bahwa yg ngabisin gel dia di kamar mandi itu Onew.

30. Onew dan Key sekamar tapi dengan anak mereka juga si Taemin.

31. Pas acara konser Key nyanyiin Part Jjong, dia acting mesra sama minho. Onew liat key dan geleng2 kepala.

32. Kalo Key ketawa , dia sering pukul-pukul pahanya Onew. *awas mukul yang lain /plak



33. Lagu Your Name diciptain onew buat key. *sumpah manis bangeeet <3 34. Pas di acara Wawa Show OnKey ketahuan mojok berduaan lagi ngobrol di sofa. MC nya megang-megang Onew , trus Key langsung natap gak suka ke MC sama Onew nya.




35. OnKey Moment dSWC Taiwan kemaren cari di yutub keyword "110706 SHINee key talking and go" di menit 00:41 Key natap Onew yang sedang tampil.

36. Pas di jepang : key nyamperin onew terus megang tangan onew.

37. OnKey Moment At CTS Super King In Taiwan , cari keyword di yutub "Onew Cit Overload @ CTS Super King inTaiwan (onew cut) di menit 05:20 - 05:37 ada OnKey Moment dan si situ Key narik-narik tangan Onew.

38. Onew mijit pahanya Key pas Key selesai dance Bad Girl Good Gir l, di acara 1000 change songs.

39. Saat Key membalas UFO reply yang ditujukan utk memuji Onew , Key menyebut Onew dgn sebutan "suamiku".

40. Key sering membalas UFO reply yang sebenarnya ditujukan hanya untuk Onew (si emak tipe cemburuan gitu haha).

41. Diantara semua member shinee , cuma Key yang belom pernah kena ttakbam Onew ini pas acara Nigth Star yang Onew jadi MC nya. Tau sendiri kan, julukan Onew itu "King of Ttakbam", mungkin dia gak mau istrinya di ttakbam hahaha._.

42. Pas di MV Replay Japanese , saat scene Key megang laptop gitu Onew menatap ke arah Key.

43. Di MV Julliete Japanese pas menit 01:10 ada OnKey Moment , si Onew natap Key *again.

44. Mungkin Key terlihat jutek sama Onew kalo di depan kamera , tapi di beberapa forum diskusi orang mengatakan terkadang Key manja dgn Onew.

45. Key said : aku ingin cepat menikah !! Onew : (dengan tampang panik + melas) SIAPAAAAA ??!! Katakan dengan siapa kau akan menikah ??!

46. Key terlihat diam saja tapi saat cru menelpon Onew, Key terus tertawa dan kembali cerewet.

47. Onew terkadang mencoba mendekati Key dengan cara yang norak.

48. ONEW in interview : So today i will try to make Key likes my sangtae, wait for hyung !

49. Key : "berhentilah menanyakan tipe WANITA idealku" (baiklah , lalu aku akan bertanya "siapa PRIA idealmu key? Pasti jawabannya JINKI) haha LOL

50. Fans: "Kibum-ah , kenapa kamu minta Jinki Oppa menemanimu ke toilet?" Key: *gugup* "karena aku tidak mau kesana sendirian!"

51. Pas di MV LUcifer menit ke 01:01 Onew natap Key *lagi dan lagi ==' si emak mah emg Keymera ~

52. Waktu Key ultah, Onew pegangan tangan sama Key. Dan Taemin sewot "saat ultahku,Dia (Onew) tdk menggengam tgnku!"

53. Saat off air, OnKey sering berpegangan tangan. Tetapi secara sembunyi sembunyi, stlh on air mereka melepaskannya.

54. Onew itu pernah makai piyama Key yang bermotif "Milk Cow"

55. Di sbuah acara, tangannya onew tdk bisa diam, akhirnya key menggenggam tangannya.

56. Onew melirik Key (minta ijin) sebelum memberikan bunga kepada penonton di Kje Chocolate , L.O .V.E perform.

57. Onew memilih Narsha (saat dia ikut dalam 'Invincible Youth') karena Key bilang kepadanya untuk memilih Narsha. *sejujurnya saya gak tau Narsha itu siapa-_-v*

58. Key pernah mengatakan pada semua member "aku adalah umma, dan onew adalah appa, jadi jangan melakukan sesuatu tanpa ijin dari kami.

59. Di HB eps 13 Onew dan Key terlihat sangat mesra bermain gelitikan dan Key memanggil Onew "yeobo~"

60. Key bilang Onew itu pernah nyanyiin lagu "you’re prettier than rose’." buat dia.

61. Key bilang wajah Onew terlihat 2 tahun lebih muda dari umur aslinya.

62. Kalo Onew deket2 yeoja/namja laen , Key pasti langsung nyamperin Onew dan nyari perhatian si dubu.

63. Onew sering terlihat diam kalau Key udah mulai ganjen ama cowo laen . Liat deh , di HB , di kbs founding anniv , dll

64. Onew menggambarkan key sebagai secangkir teh (mungkin karena Key menghangatkan)

65. Gak jarang Key update foto bersama Onew di me2day nya looh.





66. Dan baru-baru ini dapet foto onkey moment pas MBC gayodaejun 20111231 loh. Disini Key JELAS SEKALI megang tangan onew :3



Yak, segitu dulu facts onkey nya. Huahahaha geli sendiri loh baca ini kkkk~ nih dikasih bonus foto+gif onkey moment yaaa :p




























Ps : AAAAAAAH MAKIN CINTA SAMA ONKEY DEH FUFUFUFU<3

Rabu, 18 Januari 2012

SONGFIC TRAGEDY/YAOI/ONKEY PAIRING/1SHOOT

Annyeong haseyo memberdeul~! Lama ga ngepost sesuatu disini nih, khususnya ff ya :p

Akhirnya yaaah, setelah banyak baca ff onkey dengan segala macem genre dari yang fluff sampe ke NC-21 PUN SAYA BACA LOH SODARA SODARA! \M/ Tapi sayangnya belum baca yang genre nya NC+21 T_____T

Oh iya thankyou buat fanfics onkey 2min dan jjongnonya, noona noona neomu yeppeo, kak Ullan, kak Dilla, Kak Nell dll dll. Semuanya daebaaaak! (y)

Okedeeeh langsung saja baca karya saya yang abal ini, maklum newbie nekat :p

##############################################

Title : Tragedy

Author : Firli Wirany

Cast : Kim Kibum, Lee Jinki, Lee Taemin, Choi Minho

Genre : Romance, Very Drabble :p

Backsound : Tragedy by Onew ft. Jonghyun (translate)

Rating : G

Length : 1shoot

-Tragedy-


~you are like the wind passing by me
without saying goodbye
the feeling that almost cause death~


‘Kita putus saja,’

Hhhh huks huks~

Terceguk beberapa kali setelah menghela nafas panjang. Entah sudah keberapa kali ia melakukannya berulang-ulang hari ini.

Wajahnya putih pucat. Matanya memerah karena terlalu banyak menangis, ditambah bulatan hitam yang melingkar apik disekitarnya. Membuatnya tampak seperti mata panda.

Tak hanya itu, ia juga sesak. Dadanya begitu sesak dan butuh lebih banyak oksigen. Padahal ia sekarang berada di balkon yang notabenenya adalah tempat terbuka. Ani, bukan hanya sekedar oksigen seperti ini yang dibutuhkannya. Ia hanya butuh ‘oksigen’nya. Seseorang yang telah diklaim oleh namja cantik ini sebagai ‘oksigen’nya. Seseorang yang begitu dicintainya. Err.. seseorang yang juga mengucapkan tiga kata krusial menyakitkan tersebut lima jam lalu.

FLASHBACK

“Kita putus saja,”

“Mwo?!”

“Kita. Putus. Saja. Apa sudah lebih jelas?”

“T-tapi hyung kena—“

Ck!

Bahkan namja cantik ini belum menyelesaikan kalimatnya, namun angin malah berhembus seiring kepergian si namja tampan yang begitu saja. Tanpa salam sekalipun. Ckck, namja tidak sopan!

“Jinki, tunggu!” menghapus kasar titik airmata yang mulai keluar dari pelupuk mata kucingnya. Berlari kecil mengejar Jinki yang tampaknya malah mempercepat langkah saat Kibum memanggil namanya.

~ my tears start to fall
I can’t hold you anymore in my arms
I don’t know why I was crying
I just want to hug you again~


Grep

Kibum memeluk Jinki dari belakang. Melingkarkan tangannya erat-erat pada perut Jinki, menyandarkan kepalanya pada punggung lebar berbalut kemeja polos berwarna pearl aqua ini.

Jinki tampak mengguncangkan tubuhnya sendiri, bermaksud membuat Kibum melepaskan pelukannya.

“Sebentar saja, hyung.” cicit Kibum yang masih bertahan pada posisinya. Membuat alis tebal sebelah kiri Jinki sedikit tertarik ke atas.

“Sebentar saja. I-izinkan aku memelukmu.. mungkin untuk yang terakhir kalinya.”

Jinki seketika terdiam, sedangkan Kibum semakin mempererat pelukannya. Memeluknya seolah tidak ingin kehilangan Jinki, dan pada kenyataannya ia harus benar-benar siap kehilangan sosok yang dipeluknya saat ini. Kehilangan semua cinta dan kasihnya. Kehilangan semua kenangan yang ia torehkan pada lembaran hidupnya. Semuanya.

“Waeyo hyung, wae kau mengakhiri hubungan kita?”

Tidak ada respon. Bukan. Bukan karena Jinki bisu kan? Jinki hanya memilih untuk diam, mata bulan sabitnya menatap lurus ke depan dengan datar dan dinginnya.

Berbeda. Tatapannya jauh berbeda dari yang Kibum kenal. Tatapan Jinki yang dulu selalu hangat dan dapat melelehkannya setiap mata mereka bertumbukan. Ya, saat pertama kali mata kucingnya beradu dengan mata bulan sabit Jinki. Saat dimana mata Jinki menghasilkan percik-percik cinta yang membuat debaran lembut pada jantung Kibum.

~ stupid love, foolish love
the end of love is always goodbye and tears
I hope that you would change your mind
and come back to my side again~


“Hyung, kenapa diam saja? Wae kau tidak menjawab pertanyaanku?”

Tidak ada respon lagi. Hei, tidak tahukah Jinki kalau Kibum sangat menunggu jawabannya?

“Apa.. apa aku punya salah padamu? K-kalau iya, bisakah kau memberitahuku agar aku tidak akan mengulanginya lagi?”

Lagi-lagi not responding. Ayolah Lee Jinki, keluarkanlah suaramu!

“Hyung, kau tahu? Aku.. aku.. hanya ingin bersamamu. Aku.. tidak ingin kau pergi. Err.. tidak bisakah kita.. kembali bersama lagi eum?”

“Ck,” Jinki hanya berdecak. Melepas pelukan Kibum dengan kasar dan bergegas meninggalkan mantan namja cantiknya. Namun Kibum justru menahan tangan kokoh Jinki. Menghadapkan wajahnya pada Jinki yang malah memalingkan wajahnya sendiri.

“Ck, minggir.”

“Tidak boleh,”

Sontak Jinki menoleh ke arah Kibum dengan tatapan heran. Mata kucing Kibum menantang mata bulan sabit milik Jinki. Mata mereka berkilat dalam kegelapan, menimbulkan percikan berbeda kali ini.

Jinki kemudian memutar bola matanya. Ingin melangkah menjauhi mantan namja cantiknya ini. Lagi. Kibum malah merentangkan tangannya, berusaha untuk menahan Jinki lagi.

“Aku bilang, minggir.”

“Aku juga bilang tidak boleh,”

“Kau itu keras kepala sekali, Kibum-ssi. Minggir, beri aku—“

CHU~~

Mata bulan sabit Jinki membulat sempurna saat bibir cherry Kibum mendarat dengan mulus di bibir tebalnya. Melekatkan bibir mereka jadi satu, meleburkan ketegangan sejenak kedalam tindakan tenang namun manis ini. Meskipun ada rasa perih dan pahit dalam hati dari salah satunya.

Kilatan dan percikan dari mata mereka mulai meredup, perlahan mengatupkan kelopak matanya satu sama lain. Kibum mengulum bibir Jinki dengan lembut sambil memainkan lidahnya. Perlahan namun pasti, ia melahapnya dengan rakus seolah esok ia tak dapat merasakannya lagi. Err.. mungkin saja.

“Eunghh..”

“Jin.. eunghh.. Ki.. hmmpphh..”

Mencoba menikmati ciuman hangat terakhirnya bersama Jinki, walaupun airmata kehilangan yang mati-matian ia sembunyikan.

Setelah mendengar erangan dan desahan Kibum, Jinki buru-buru membuka matanya dan bergegas melepaskan ciuman ini. Sadar bila dilanjutkan hanya akan membuatnya kembali luluh dengan mantan namja cantiknya. Yah, karena memang keputusannya sudah bulat untuk tidak berhubungan dengan Kibum. Jangan tanyakan mengapa, karena Jinki sendiri sampai saat ini belum mengetahui jawaban yang pasti.

Kibum tersadar saat Jinki melepaskan ciumannya. Kemudian menunduk karena malu dan sedikit merasa bersalah. Meskipun disisi lain hatinya ada monster kecil yang melonjak kegirangan.

“Hyung mianhae, yang tadi—“

“Annyeong,”

Jinki berjalan begitu saja melewati Kibum yang kini menatapnya nanar. Saat kehilangan itu akhirnya tiba. Ck, begitu cepat.
“Terima kasih, hyung. Neomu saranghae, jeongmal.” ucap Kibum pelan, berharap angin menyampaikan kalimatnya ke telinga Jinki.

~I will still love you forever
please don’t ever forget about me
even after the tragic love ends
I am waiting for you~


FLASHBACK END

Kibum menarik nafasnya lagi, ia sudah lelah menangis hari ini. Berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menangis lagi. Meski entah besok ia akan melanggarnya atau tidak. Yah, hwaiting Kibum!^^

Mata kucingnya kini berpaling menatap langit malam yang gelap. Tidak ada bintang-bintang seperti biasa, namun kali ini hanya ada bulan sabit yang sinarnya tampak meredup. Ah ya, bulan sabit. Benda langit super indah itu mengingatkan Kibum pada… ah sudahlah!

“Tidak boleh memikirkan apapun tentang namja itu lagi, Kibum! >,<” Menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha untuk memegang janjinya yang dibuatnya sendiri beberapa menit lalu. Sedetik kemudian Kibum memegangi kepalanya. Merasakan nyeri saat ia menggelengkannya barusan. Lalu kenapa sekitarnya tampak seperti berputar-putar? Dan hei, kenapa pandangannya ikut mengabur? Aish, semakin tidak jelas melihat apapun! Apa yang terjadi? Apa terjadi gempa dadakan lalu matanya tiba-tiba buta eoh? Tak lama melayangkan pertanyaan sarkatis tadi, semuanya menjadi gelap. ~even if I die, leave you like this
you will be able to find another love
but there would still be sadness in that love~


*

Kening namja cantik itu berkerut saat tempias cahaya matahari pagi menyinari wajahnya. Semilir angin pagi yang menyejukkan dari jendela disebelah ranjangnya berhasil membuka mata kucing itu perlahan. Mengerjap beberapa kali saat matanya terbuka sempurna. Merasakan keningnya sedikit berdenyut, masih terasa nyeri tampaknya.

Menatap sekelilingnya yang bernuansa serba pink, mengenal betul tempatnya berbaring sekarang. Kamarnya. Eh? Bukankah terakhir kali dia berada di balkon? Lalu mengapa sekarang berbaring dengan manisnya di tempat tidur?

“Hyung, kau sudah bangun?” suara lembut itu menyapa paginya, bersamaan dengan munculnya dua siluet manusia disamping Kibum.

“Syukurlah kau sudah bangun. Semalam kami menemukanmu tertidur di balkon. Apa kau sudah gila eoh? Tertidur di tempat terbuka tanpa menggunakan perlengkapan tidur ditambah angin malam yang super dingin itu. Ckck,” sambung suara bass lainnya sambil menggelengkan kepala meremehkan.

“Ya hyung, Minho sampai membopongmu kesini. Bahkan kami sempat melihat matamu tampak seperti mata panda. Apa kau menangis semalaman?”

Semalaman? Seharian lebih tepatnya!

Nyuut

Keningnya mulai berdenyut lagi. Sial, rasa nyerinya semakin bertambah. Kibum memijit keningnya pelan, berharap dengan ini rasa nyerinya sedikit berkurang.

“Hyung, gwaenchana?”

Baik-baik saja? Apa dengan keadaan seperti ini masuk kategori baik-baik saja?

“Aku baik-baik saja, Taeminnie.” Yap, ia pandai berbohong. Membohongi kedua dongsaengnya dan juga membohongi dirinya sendiri. Padahal bermaksud untuk menutupi rasa sakitnya kan? Ckck, pandai sekali!

Perlahan pandangannya mulai mengabur karena cairan bening nan hangat yang memenuhi mata kucingnya. Mengerjap sekali dan voila!

Tes

Tes

Tes


Bendungan airmata tak dapat Kibum tahan lagi dan akhirnya butiran-butiran cair tadi terjun bebas melewati pipi tirusnya. Setetes jatuh yang lain pasti akan mengikuti. Jangan. Tolong jangan menangis lagi. Tolong jangan menangisinya lagi, tepatnya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menangis lagikan? Bahkan sekarang Kibum melanggar janjinya sendiri. Yah, ternyata dirinya memang bukan pemegang janji yang baik.

Pabbo! Na babogateun namja!

Huks hukss

Kibum mengutuki dirinya sendiri dalam hati sambil terus menjambaki rambut white blondenya. Mengapa dirinya bisa sebodoh ini? Kenapa dirinya begitu cengeng? Dimana gelar ‘Almighty’ yang dulu selalu dibanggakannya? Apakah dirinya yang cengeng ini pantas diberi gelar ‘Almighty’?

Pabbo-ah! Kibum pabbooooooo!!!

~through my lips, I can’t tell
that I will love you forever
I have no idea why
sadness and tears are part of farewell~


Menggigit bibir bawahnya yang sedari tadi bergetar hebat. Ah, bibir ini… bahkan Kibum mengingat amat jelas saat bibirnya bersentuhan dengan bibir Jinki. Err.. saat ciuman terakhir mereka.

Ingin rasanya Kibum membeli mesin waktu saat ini juga. Ingin men-settingnya kembali ke masa lalu dimana awal pertemuannya dengan Jinki dua tahun silam. Kemudian membekukan mesin waktu tersebut agar tidak dapat berputar lagi. Hanya ingin ada masa itu saja, tidak untuk masa sekarang dimana dirinya benar-benar terpuruk. Ya, tentu saja itu hanya ilusi semata. Bodoh! Kim Kibum benar-benar bodoh!

Huks hukss

~ I know my love is hard but I still want to hold on
I am sad
I am sick but I still have to let you leave me~


“Hyung, kenapa kau menangis? Gwaenchana?”

Haruskah dirinya berkata jujur bahwa ia tidak baik-baik saja?

*

~I can’t never forget about you
even if I tried thousands and millions of time
(I know that in this life)
(another sad love)~


Jinki berlutut beralaskan tanah basah. Tubuhnya kaku bagai tak bernyawa. Perlahan, rintik hujan mulai turun membasahi pakaian yang ia kenakan. Ia terdiam, hanya diam, dan terus diam. Kata-kata itu terus ada dibenaknya, kata-kata yang pasti akan disesalinya seumur hidup.

Lily putih yang ada ditangannya merunduk dan layu, seolah ikut merasakan kepedihan yang ia rasakan. Disaat seperti ini, Jinki kembali membayangkannya, membayangkan sosoknya yang sejak dua setengah tahun lalu selalu berada disisinya.

Jinki menyadari, sangat menyadari betapa ia merindukan suaranya, tawanya, kekehan kecilnya, senyumnya, mata kucingnya, pipi tirusnya, bibir cherry ranumnya. Ah, semuanya.

Ditaruhnya lily putih di depan batu nisan yang terukir namanya. Nama mantan namja cantiknya. Hati Jinki kembali merasa perih, namun keperihan yang berbeda kali ini.

Tes

Tes

Tes


Dan tangis Jinki kembali pecah. Kenapa harus seperti ini? Kenapa harus ada kejadian seperti ini dulu baru ia bisa mengaku tentang semuanya. Kemana dirinya selama enam bulan ini? Kenapa Jinki harus membiarkan Kibum menunggunya selama ini? Kenapa?!

~without you in my life I am useless
and nothing
(I try not to, not to grieve about it)
(you left me all alone)
after the end of tragic love
I would be just crying~


Semua tiba-tiba saja berjalan lambat, bagai alunan nada minor yang terlalu menyayat hati seolah tak berujung, semua tiba-tiba saja tak lagi bersuara, dunia ini seperti kosong, atau hati Jinki yang kosong?

Kibum pergi dan Jinki kehilangan. Tidak. Tidak sesederhana itu. Kibum pergi dan Jinki menyesal, amat sangat menyesal.

“Chagi,” panggil Jinki dengan nada lirih. Panggilan sayangnya kepada Kibum. Mengingat dimana saat pipi Kibum merona merah karenanya. Ah andai saja saat ini Kibum masih ada, Jinki akan rela memanggilnya berjuta-juta kali, atau bahkan lebih. Yah, asalkan ia dapat melihat rona merah dan senyum manis milik Kibum.

Sosok kelam tak kasatmata yang berada di samping Jinki, tersenyum manis. Mengenal betul dengan kalimat yang baru saja namja tampan di sebelahnya ini ucapkan. Mulai membuka mulutnya dan mengarahkannya pada telinga Jinki.

‘ya, hyung?’

“Chagi, eumm.. masih bolehkah aku memanggilmu dengan panggilan seperti ini? Apa kau akan marah? Ah ani, kau pasti tampak seperti kepiting rebus karena pipimu memerah kan?”

Jinki terkekeh miris sambil mengelus nisan Kibum, seolah ia sedang mengelus pipi tirus pemiliknya.

Sama seperti Jinki, sosok kelam di sebelahnya juga terkekeh kecil. Jika sosok ini kasatmata, Jinki pasti akan melihat semburat merah muda di pipi tirusnya.

“Chagi, jeongmal bogoshipeo~ Apa.. k-kau juga merindukanku eummm?”

‘Heey nado, hyung.’

“Chagi, kenapa diam saja? Wae kau tidak menjawab pertanyaanku?” bodoh. Jinki justru mengutip pertanyaan Kibum saat hari pengeksekusian enam bulan lalu. Dan idiotnya lagi kali ini, pertanyaan yang dilontarkan Jinki barusan SAMA PERSIS dengan apa yang Kibum tanyakan dulu. Tampak seperti bertukar posisi kali ini, karena pihak yang ditanya hanya diam saja. Sekali lagi, SAMA PERSIS dengan adegan yang Jinki peragakan dulu. Ck, karma!

“Mianhae aku menjiplak kalimatmu,”

‘Gwaenchana, hyung.’

“Tidak, chagi. Aku tidak bermaksud untuk mengungkit kejadian enam bulan lalu. Hanya saja.. saat itu aku merasa bodoh karena tidak menjawab pertanyaanmu. Aku.. aku.. entahlah, saat itu aku tidak menemukan jawaban yang tepat untuk menjawabnya. Bahkan.. aku sendiri juga bingung kenapa aku memutuskanmu tanpa alasan begitu saja. Ck, aku memang bodoh kan, chagi? Yah, Lee Jinki pabbo!”

Huks hukss

‘Aniooo, kau tidak bodoh! Jangan berbicara seperti itu, hyung. Aigo, apa kau menangis? Aish, sudahlah~’

Sosok tak kasatmata itu berangsur mengarahkan telunjuknya pada pelupuk mata Jinki, bermaksud menghapus buliran airmata yang mulai keluar dari mata bulan sabitnya.

“Huks.. T-tapi.. apa kau tahu? Beberapa hari setelahnya, aku begitu menyesal mengucapkan kata keramat super tolol itu. Entahlah, mungkin saat itu otakku baru saja terbentur kereta api. Arrgghh aku menyesal, chagi. Sangat sangat menyesaaal!!!” ucap Jinki sambil meninju keningnya sendiri. Sedangkan si sosok kelam berusaha untuk menahan tangan kokoh Jinki. Namun apa daya, dirinya tak kasatmata kan?

‘Sudahlah, hyung. Itu hanya kepingan kecil dari masa lalu, pikirkan masa depanmu saja, ne?’

Si sosok kelam kemudian mengelus pelan pipi tomat Jinki. Aigo, lama sekali ia tidak menyentuh pipi ini.

Merasa pipinya disentuh pelan oleh sesuatu yang tak kasatmata, Jinki menggeliat. Bulu kuduknya meremang, dengan segera ia memijit tengkuknya. Misteri~

“Apa.. apa itu kau, chagi?”

‘Ya, hyung. Ini aku, Kibum.’ si sosok kelam tersenyum lagi. Bersyukur karena namja tampan yang baru ia sentuh pipinya itu menyadari kehadirannya disini, meski tak kasatmata.

“Yah meskipun kau tak terlihat, aku masih bisa merasakannya kan? Karena.. karena kau ada disini, chagi.” Jinki menunjuk dadanya sendiri. Menatap nisan itu ditambah dengan senyuman terindahnya. Special, hanya untuk pemilik nisan tersebut. Ya, sosok kelam yang berada di sebelah Jinki. Ia membalas senyuman namja tampan itu, tak kalah manisnya.

Jinki kemudian memeluk nisan di depannya, seolah memeluk Kibum yang sedang tertidur. Padahal pemiliknya sedang berdiri di sebelah Jinki. Ya, sosok kelam tak kasatmata itu.

“Tidurlah dengan tenang, Kibumku sayang. Doa baikku selalu bersamamu. Berbuat baiklah di Surga sana, ne? Neomu saranghae, jeongmal.”

Jinki akhirnya mengecup nisan tersebut. Bersamaan dengan itu, sekelebat cahaya dari langit menerangi sosok kelam di sebelahnya. Tampak seperti menyedot apapun yang disinari olehnya.

‘Baik, hyung. Nado saranghae, jeongmal. Annyeong,’

~there’s no such thing as eternal love
goodbye, my love~


_END_

##############################################

How how? Bad? Checked. Weird? Checked. Haaaa kan udah dibilangin, ini karya amatiran -__- Maaf ya sok sok menjurus ke angst tapi akhirnya gagal juga haha eh btw itu ada cuplikan kisseunya walaupun sedikit x_x abisan gapede sih bikin yang lebih dari itu ehe._.

Yak, kritik&saran bisa comment atau mention @FirliWirany. Di follow sekalian juga boleh kok :p

Annyeong, gamsahamnidaaaaa ~(^o^)~